Dalam perencanaan program marketing yang konvensional, pengukuran efektifitas program dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan seperti:
- Peningkatan Penjualan, parameter yang paling disukai ialah peningkatan penjualan dihubungkan dengan program pemasaran yang dilakukan. Perhitungan sederhananya berapa dana telah dikeluarkan, berapa peningkatan sales yang terjadi. Namun pendekatan ini memiliki banyak kelemahan karena kadang ada time lag antara promosi dan result tidak langsung terjadi, dan juga (menurut marketer) sukses promosi tidak hanya diukur dengan penjualan langsung yang terjadi, namun juga investasi terhadap Brand yang dibangun. Diharapkan dalam jangka panjang Brand yang kuat akan menjamn cash flow yang lancer.
- Market Research, dengan melalui berbagai data research yang di provide oleh konsultan research perusahaan dapat melihat pergerakan awareness produk secara umm, dan secara spesifik seperti apakan message telah tersampaikan? Berapa persen dari target marketĀ telah aware terhadap produk. Market research ini berbagai macam dan mengukur berbagai hal mulai dari rating acara TV hingga Top of mind dari brand tertentu. Permasalahannya ialah biaya yang relative mahal dan evaluasi terhadap program dilakukan secara intermittent dalam periode tertentu atau di akhir program, selain akurasi yang kadang di ragukan jika menggunakan konsultan research yang kurang terkenal.
- Brand Equity, kadang untuk produk baru tingkat pengembalian bisa di ukur dengan melihat peningkatan brand equity dari suatu merek. Brand Equity ini terdiri dari awareness, perceive value, association, loyalty dan lain-lain yang berhubungan dengan Brand. Tentu saja evaluasi juga dilakukan melalui market research.
Ok, evaluasi secara total dapat dilakukan namun perusahaan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membayar konsultan market research dan biasanya dilakukan diakhir period
Sekarang ditengah majunya teknologi informasi dan komunikasi, marketer mendapat senjata baru yang memerlukan paradigm baru dalam melihat data. Dunia digital menawarkan data-data yang sangat akurat dan terukur untuk setiap aktifitas marketing di media online. Mulai dari pageview, jumah visit, lamanya visit, konten yang banyak diakses, berapa anggota komunitas brand, apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka kritik, apa saya yang mereka akses dengan usaha yang tidak terlalu banyak bisa didapat.
Bahkan tingkat buzz bisa diukur dengan menghitung jumlah posting dan comment serta visitor terhadap issue tertentu, situs seperti Digg dan Technorati bisa memberikan buzz matrics yang akurat berdasarkan database mereka. (Untuk Indonesiatentunya kita perlu meletakannya dalam konteks)
Dalam media digital Beberapa hal mengenai data berubah:
- Data dapat diperoleh dengan seketika dan setiap saat atau realtime, sehingga evaluasi dapat dilakukan kapan saja. Keuntungannya ialah jika ada penyimpangan dapat langsung di perbaiki tanpa harus menunggu program marketing selesai.
- Data bisa langsung di jadikan parameter sukses tidaknya suatu program marketing secara terukur. Tingkat ROI bisa di hitung dengan mengkonversi data yang didapat dengan cost yang seharusnya timbul. Misal biaya akuisisi customer secara konvensional dapat dijadikan patokan dalam menghitung akuisisi di online community. Transparannya data disatu sisi memberi tekanan besar pada marketer untuk semakin efektif dan efisien dalam membuat program (tidak ada tempat menghindar lagi) namun disisi lain menjadi pendukung yang efektif dalam pengajuan budget di awal tahun.
- Data akan menjadi dasar dan pondasi dalam marketing. Hal ini termasuk dalam merencanakan program marketing kedepan, dalam menemukan program yang cocok, dalam mengembangkan produk, dalam mengevaluasi penjualan, evaluasi program marketing dst. Data akan menjadi Lifeblood dari marketing kedepan. Kurang lebih mirip dengan data rating yang selalu men-drive ad placement di TV saat ini, namun dilakukan dalam konteks yang lebih luas.
Demikian beberapa perubahan yang akan terjadi, so marketer kedepan akan lebih rasional, lebih terukur dan kredibel. Saran untuk sekolah Bisnis dengan focus marketing, pengembangan kemampuan (skill) kreatifitas, berhitung, komunikasi dan nalar analytic harus menjadi basic kurikulum disamping mata pelajaran lain yang bersifat knowledge.
Recent Comments