Value Baru Bagi Generasi Baru

Online Culture, Uncategorized, business 2.0 Post by: brahmastagi No Comments »

Inti dari marketing terletak pada bagaimana menciptakan value bagi pasar yang dilayaninya. Value atau nilai di mata konsumen atau kustomer secara sederhana dapat di lihat sebagai perbandingan antara keuntungan yang dinikmatinya (+value) yang bisa secara fisikal dari menikmati produk atau service, bisa pula secara emotional yang timbul dari persepsi tertentu, dengan biaya atau cost (-value) yang dikeluarkannya. Cost ini bisa berupa waktu yang di habiskan, enargy, usaha yang perlu dikeluarkan dst.

Dalam konteks media digital dan dengan munculnya generasi baru yang besar bersama Internet, ada beberapa nilai yang bergesar. pergeseran ini ditandai oleh kemunculan fenomena Social media, yang di dorong oleh perkembangan teknologi komnikasi dan informasi secara digital.

Beberapa hal yang memiliki nilai lebih dimata generasi ini diantaranya:

1. Keterbukaan dan Transparansi, generasi baru yang tumbuh dengan internet terbiasa dengan akses informasi yang bebas, sehingga keterbukaan dan transparansi suatu Brand atau perusahaan akan dapat menaikkan imagenya dimata mereka.

2. Customer Involvement, social media dan banyak perkembangan teknologi terakhir mengakibatkan “shifing power” atau pergeseran kekuatan dari para pemasar dan pemilik media ke konsumen dan kustomer. Hal ini memicu juga trend Customer Generated Content dimana konsumenlah yang menciptakan content dan dengan demikian menciptakan nilai. jadi perusahaan atau brand perlu mengadopsi hal ini dengan memberikan fasilitas atau program yang memungkinkan konsumen untuk terlibat aktif.

3. Free, Perusahaan harus memikirkan ulang di sisi mana akan mengambil margin keuntungan, dan disisi lain memberikan produk atau layanan gratis kepada konsumen. Ini perlu dilakukan karena Free gift atau fasilitas memiliki nilai sendiri dimata konsumen.

4. Jujur dan terpercaya, era ini lebih dari era manapun kepercayaan dan kejujuran perusahaan terhadap pasarnya mendapat porsi perhatian yang besar. Karena dengan berbagai teknologi yang berkembang sekarang ini, perusahaan tidak bisa menghindar. Peribahasa serapat-rapatnya di tutup bau bangkai akan tercium juga menjadi relevan dalam dunia digital ini.

5. Community, adanya komunitas diseputar produk atau jasa perusahaan Anda bisa menimbulkan penambahan nilai lebih. Hal ini dikarenakan komunitas dapat berfungsi sebagai proof of product atau service dari perusahaan, logikanya tidak akan ada komunitas bila produknya buruk dan di benci. Komunitas juga memungkin saluran bagi konsumen atau calon konsumen bertukar pendapat mengenai produk, bisa dimanage dengan benar bisa menjadi WOM generator yang dasyat.

6. Authentic & Originality, dalam dunia yang saling terhubung dan tanpa batas ini menjadi original dan authentic menjadi semakin penting. Bagi bagi perusahaan, produk atau brand yang dikeluarkan. Penting karena bila produk anda tidak authentic maka tidak akan tertangkap oleh radar konsumen, karena mereka berasumsi hanya produk sejenis lainnya.

Jadi pada intinya dalam era digital marketing, tahap konsepsi dimana dirumuskan produk value, brand value, differentiation menjadi sangat penting. Sebelum dilempar ke pasar konsepsi-konsepsi tersebut harus sudah jelas dan clear bagi perusahaan, dengan demikian pada saat pelaksanaan dapat dilakukan secara konsisten dan terintegrasi.

Folksonomi

Online Culture Post by: brahmastagi No Comments »

Dalam dunia penamaan dikenal ilmu yang namanya Taxonomi. dalam hal ini nama-nama dan pengkategorisasian di tentukan oleh yang kita sebut expert, yang lainnya akan mengikuti apa yang dikatakan expert ini.

Dalam dunia digital online yang didominasi dengan tagging pengkategorisasian ini berubah berada ditangan para kontributor internet yang memasukkan tag tertentu untuk setiap content yang di uploadnya. sehingga sifatnya bottom up. inilah yang disebut folksonomi.

Bisnis terutama marketing yang ingin membangun Brand di digital media perlu sadar hal ini karena hal inilah yang mungkin membentuk brand asosiasi dari brand Anda. bayangkan kalau para netter tersebut secara bersama-sama memberi tag jelek untuk produk anda, maka nama brand Anda bisa hancur. Contoh kalau prodsen minuman air minum dalam beberapa tulisan di blog yang membahas masalah ini di sebut dengan tag air bau (katakanlah sang produsen menambahakn wangi tertentu dalam produk sebagai differensiasi) maka asosiasi yang terbentuk bukannya air yang wangi tapi yang bau.

Yang perlu disadari ialah hal-hal seperti ini bisa terjadi dan tidak terelakkan.

Kalau orang dahulu mengatakan hati-hati dengan kata-kata, karena kata-kata lebih tajam daripada pedang yang paling tajam.. well dalam dunia digital yang di driven oleh sosial teknologi, dan consumer content created ini, kata-kata atau tulisan telah menjelma dari pedang menjadi Bom.

Online/Mobile Media bisa jadi sarana efektif bagi politisi

Online Branding, Online Culture Post by: brahmastagi No Comments »

Pesta Demokrasi di Indonesia seakan tidak pernah habis. Hampir sepanjang tahun, kita disibukkan berbagai pemilihan untuk para pemimpin kita. Di tiap daerah provinsi bergantian menggelar Pilkada, dan dalam waktu dekat pula, Pemilihan untuk memilih pimpinan tertinggi negara ini akan digelar pula.

Bicara mengenai politik dan digital media, ada beberapa hal menarik yang bisa kita lihat:

1. Pengumpulan dana kampanye, dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat. Barack Obama yang cukup berani mengambil langkah tidak lazim dengan berkampanye melalui media online, bisa mengungguli kompetitor satu partainya Hillary dalam perolehan dana. Diberitakan oleh Washington Post, dalam kurun waktu dua bulan (Jan-Feb 2008), berhasil mengumpulkan dana kampanye sejumlah 91 juta Dolar Amerika, yang dikumpulkan dari lebih 1 juta donatur.

2. Image publik, digital media dapat membantu calon untuk membangun imagenya dengan lebih dekat dengan konstituennya, bisa dilakukan melalui email, social network, sms dst. saya ingat saat pemilihan gubernur DKI kemarin Fauzi Bowo, cukup gencar melancarkan kampanye melalui email dan juga sms, saya pribadi menerima materi kampanye tersebut. walau karena tidak melalui opt in, kesannya jadi lebih ke spam. SBY sendiri pernah memanfaatkan sms untuk kalau tidak salah mengucapkan ucapan selamat kepada rakyat Indonesia, tentunya menerima sms dari presiden menimbulkan implikasi kedekatan tertentu di hati penerimanya.

3. Public vote, Public opinion, digital media bila dimanfaatkan secara benar, dapat menjadi media yang efektif dalam membentuk public opinion, mengenai issue tertentu.

4. Kepercayaan publik, setelah image/personality terbentu perlahan dapat dibangun kepercayaan publik pada figur politik atau partai politik tertentu, karena track record sang kandidat dapat di trace balik sehingga bial sang partai atau politikus tersebut konsisten antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, maka akan dapat menimbulkan kepercayaan rakyat.

5. Feed back, media digital dapat menjadi sarana mendapatkan masukkan atau feed back dengan mudah dan cepat. dari hasil-hasil ini dapat segera dilakukan evaluasi untuk improvement kedepannya.

Demikian beberapa hal yang dapat di raih oleh mereka yang bergerak dalam dunia politik. Online media memungkinkan cakupan luas dan menjangkau banyak orang, saat ini Indonesia terdapat lebih dari 20 juta pengguna internet yang pastinya juga merupakan pemilih potensial pemilu.

Hati-hati dengan kata-kata!

Online Culture Post by: brahmastagi No Comments »

Ada nasihat bijak yang mengatakan “jaga lidahmu”, nasihat singkat ini muncul karena perkataan yang salah bisa sangat menyakitkan dan menjengkelkan. Keluarga bisa pecah karena kata-kata, kita bisa jadi miskin karena kata-kata, dunia bisa berperang karena kata-kata. Kata-kata ini bagaikan pedang tajam bersisi dua, bila kita tidak punya gagang yang benar pedang itu akan mengiris diri kita sendiri.

Dalam dunia online, kata-kata dinyatakan dalam tulisan. Tulisan di blog, di milis, di situs-situs social network, Instant Messenger, email, dst. Nah seperti juga dengan kata-kata kita harus menjaga tulisan-tulisan kita lebih dari sebelumnya, mangapa?

Jawabannya karena mungkin saja atau kemungkinan besar apa yang kita tuliskan itu tidak akan hilang dengan mudah. beberapa contoh:

Email
Email yang kita tulis dan kita kirim mungkin akan selalu ada recordnya. Meski kita sudah hapus dari komputer namun pihak penerima belum tentu menghapusnya. Belum lagi kalau dia memforward apa yang diemail tersebut. Bila kita memiliki email gratis dari situs tertentu juga kemungkin besar akan selalu ada terekam dalam servernya walau dalam database arsip.

Social Network Site
Saya baru saja baca artikel yang menyatakan betapa sulitnya untuk menghapus profile kita dari situs sosial network. Artikel yang saya baca mengacu pada social network nomor dua di dunia yaitu facebook. Dalam artikel tersebut dilukiskan jika kita mau keluar dari facebook completely kita harus menghapus semua data kita. untuk friendster dan myspace, walau menyediakan fasilitas untuk menghapus profile, namun tidak mudah untuk mendapatkannya, butuh konfirmasi berulang-ulang. Belum lagi posting-posting yang kita buat.

Untungnya banyaknya protes mengenai isu privacy ini mendatangkan angin baik. dalam artikel berikutnya di website yang sama dibahas bagaimana facebook menjawab tantangan ini.

Blog
Posting yang kita buat di blog juga akan menjadi cerminan dari diri kita sendiri, orang akan data dan melihat profile kita, membaca tulisan kita dan akan membangun persepsinya sendiri tentang kita dari elemen-elemen online yang terlihat. kata-kata dalam tulisan adalah komponen utama dari bagaimana menilai orang di internet.

Milis, Forum, Chat, dst Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk interaksi harus dilakukan dengan hati-hati dengan pertimbangan bahwa apa yang ditulis akan tetap ada, jauh setelah kita menulisnya.

Jadi jangan sampai ketika kita berumur 18 tahun misalnya menulis sesuatu yang memalukan yang kemudian terekspos ketika mau kampanye jadi presiden. atau ketika jadi artis terkenal.

So, hati-hati dengan kata-kata, kalau kata-kata diucapkan bisa dilupakan dengan mudah, kata-kata yang tertulis (apalagi online) bisa terekam sebagai catatan yang lama.

Antisipasinya cukup mudah, menurut saya pribadi marilah kita menuliskan hal yang baik, positif supaya bila tulisan kita dibaca generasi yang akan datang, akan tetap mendatangkan kebaikan.

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in